REPORTASE
ARUS MUDIK – BALIK
IDUL
FITRI TH 2011
A. ABSTRAKSI
Arus mudik & arus
balik adalah peristiwa sosial dan ekonomi menjadi salah satu bagian kehidupan
bangsa Indonesia. Ritual yang berangkat dari ibadah puasa ini telah menjadi
milik publik dan menjadi simbol terjadinya migrasi dan kolaborasi masyarakat
dari berbagai lapisan, yang tidak hanya terjadi di Indonesia. Arus mudik &
arus balik merupakan bagian ciri budaya khas Indonesia. Budaya yang hanya
sekadar ekspresi religius sekarang telah menjadi fenomena ekonomi dan sosial
yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia yang mayoritas berpenduduk
muslim. Fenomena mudik lebaran di Indonesia memiliki makna yang luas. Mudik
bukan sekadar “arus”. Mudik merupakan aktivitas “ziarah ke masa lalu” yang juga
mengandung nilai religius. Fenomena mudik memang
menjadi fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia, bahkan banyak orang yang
rela mengantri ber jam-jam, bahkan berhari hari tinggal di statiun kereta, bus,
pelabuhan maupun bandara hanya untuk bisa berkumpul bersama
keluarga saat lebaran tiba. Apalagi saat mendekati hari lebaran, jumlah pemudik
yang semakin meningkat yang menyebabkan terjadi kemacetan dikarenakan jumlah pemilik
kendaaraan meningkat. Resiko terbesar dalam mudik adalah kecelakaan lalu lintas
yang dapat menyebabkan cedera bahkan meninggal dunia
dikarenakan kondisi jalan yang rusak maupun cuaca yang tidak mendukung (hujan).
Untuk mengurangi kemacetan & menghindari terjadinya kecelakaan sebaiknya
pemerintah terutama aparat pemerintah terus meningkatan pengawasan terhadap
komunitas pemudik terutama pengguna sepeda motor & mobil. Komunitas
pemudik terutama pengguna kendaraan bermotor pribadi perlu mempersiapkan
kondisi fisik yang prima, periksa kesehatan sebelum mengemudi, dan menyiapkan
obat-obatan P3K. Maupun terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kondisi
kendaraan yang akan digunakan untuk mudik terutama pengguna sepeda motor yang
melakukan perjalanan jauh. Serta jika sakit di perjalanan manfaatkan pos
kesehatan.
Selain itu, mudik adalah
cerminan budaya sosial kekerabatan dan komunalitas, sekaligus ketimpangan
ekonomi kota – desa yang rutin. Dikarenakan kota-kota besar seperti Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menjadi favorit
orang-orang untuk mencari penghidupan akan terus didatangi kaum urban desa,
sepanjang tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk memeratakan pembangunan di
seluruh daerah di penjuru negeri ini. Fenomena arus mudik & arus balik
lebaran begitu tinggi terjadi di Indonesia. Fenomena ini juga menjadi cerminan
sosial yang mendeskripsikan bagaimana kondisi masyarakat di negeri ini.
Ketimpangan ekonomi antara kota dan desa, ketidakmerataan pembangunan di
daerah-daerah, menjadi salah satu faktor utama terciptanya fenomena mudik dan
balik. Tahun demi tahun fenomena ini tidak berubah maupun berkurang, tapi
justru bertambah. Pemerintah mestinya bisa membaca fenomena ini secara cermat. Dan
untuk mengurangi fenomena ini sebaiknya pemerintah (pemerintah pusat &
daerah) memeratakan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia, & menarik
masyarakat bersama – sama untuk ikut berperan membangun daerah, agar masyarakat
bisa mencari penghidupan secara memadai, di daerahnya sendiri.
B. KESIMPULAN
1. Tradisi mudik
menjelang lebaran sudah menjadi kultur atau budaya di
Indonesia. Fenomena mudik telah menyita banyak perhatian dari
seluruh kalangan; baik pemerintah, ekonom, sosiolog, maupun aparat kepolisian.
2. Resiko
terbesar dalam arus mudik lebaran adalah kecelakaan lalu lintas yang dapat
menyebabkan cedera bahkan meninggal dunia, dikarenakan selain kondisi jalan
yang tidak baik (rusak) maupun cuaca yang tidak mendukung (hujan).
3. Untuk
mengurangi kemacetan & menghindari terjadinya kecelakaan sebaiknya
pemerintah terutama aparat pemerintah terus meningkatan pengawasan terhadap
komunitas pemudik terutama pengguna sepeda motor & mobil.
4. Komunitas
pemudik terutama pengguna kendaraan bermotor pribadi perlu mempersiapkan
kondisi fisik yang prima, periksa kesehatan sebelum mengemudi, dan menyiapkan
obat-obatan P3K. Maupun terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kondisi
kendaraan yang akan digunakan untuk mudik terutama pengguna sepeda motor yang
melakukan perjalanan jauh. Serta jika sakit di perjalanan manfaatkan pos
kesehatan.
5. Untuk
mengurangi fenomena mudik & balik (pemudik urban) & menyebakan
terjadinya ketimpangan antara kota – desa sebaiknya pemerintah (pemerintah
pusat & daerah) memeratakan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia,
& menarik masyarakat bersama – sama untuk ikut berperan membangun daerah,
agar masyarakat bisa mencari penghidupan secara memadai, di daerahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar