Senin, 29 Oktober 2012

Reportase Arus Mudik Balik Idul Fitri 2011

REPORTASE ARUS MUDIK – BALIK
IDUL FITRI TH 2011

A.  ABSTRAKSI
Arus mudik & arus balik adalah peristiwa sosial dan ekonomi menjadi salah satu bagian kehidupan bangsa Indonesia. Ritual yang berangkat dari ibadah puasa ini telah menjadi milik publik dan menjadi simbol terjadinya migrasi dan kolaborasi masyarakat dari berbagai lapisan, yang tidak hanya terjadi di Indonesia. Arus mudik & arus balik merupakan bagian ciri budaya khas Indonesia. Budaya yang hanya sekadar ekspresi religius sekarang telah menjadi fenomena ekonomi dan sosial yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim. Fenomena mudik lebaran di Indonesia memiliki makna yang luas. Mudik bukan sekadar “arus”. Mudik merupakan aktivitas “ziarah ke masa lalu” yang juga mengandung nilai religius. Fenomena mudik memang menjadi fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia, bahkan banyak orang yang rela mengantri ber jam-jam, bahkan berhari hari tinggal di statiun kereta, bus, pelabuhan maupun bandara hanya untuk bisa berkumpul bersama keluarga saat lebaran tiba. Apalagi saat mendekati hari lebaran, jumlah pemudik yang semakin meningkat yang menyebabkan terjadi kemacetan dikarenakan jumlah pemilik kendaaraan meningkat. Resiko terbesar dalam mudik adalah kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan cedera bahkan meninggal dunia dikarenakan kondisi jalan yang rusak maupun cuaca yang tidak mendukung (hujan). Untuk mengurangi kemacetan & menghindari terjadinya kecelakaan sebaiknya pemerintah terutama aparat pemerintah terus meningkatan pengawasan terhadap komunitas pemudik terutama pengguna sepeda motor & mobil. Komunitas pemudik terutama pengguna kendaraan bermotor pribadi perlu mempersiapkan kondisi fisik yang prima, periksa kesehatan sebelum mengemudi, dan menyiapkan obat-obatan P3K. Maupun terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk mudik terutama pengguna sepeda motor yang melakukan perjalanan jauh. Serta jika sakit di perjalanan manfaatkan pos kesehatan.
Selain itu, mudik adalah cerminan budaya sosial kekerabatan dan komunalitas, sekaligus ketimpangan ekonomi kota – desa yang rutin. Dikarenakan kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menjadi favorit orang-orang untuk mencari penghidupan akan terus didatangi kaum urban desa, sepanjang tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk memeratakan pembangunan di seluruh daerah di penjuru negeri ini. Fenomena arus mudik & arus balik lebaran begitu tinggi terjadi di Indonesia. Fenomena ini juga menjadi cerminan sosial yang mendeskripsikan bagaimana kondisi masyarakat di negeri ini. Ketimpangan ekonomi antara kota dan desa, ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah, menjadi salah satu faktor utama terciptanya fenomena mudik dan balik. Tahun demi tahun fenomena ini tidak berubah maupun berkurang, tapi justru bertambah. Pemerintah mestinya bisa membaca fenomena ini secara cermat. Dan untuk mengurangi fenomena ini sebaiknya pemerintah (pemerintah pusat & daerah) memeratakan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia, & menarik masyarakat bersama – sama untuk ikut berperan membangun daerah, agar masyarakat bisa mencari penghidupan secara memadai, di daerahnya sendiri.


B.  KESIMPULAN
1.      Tradisi mudik menjelang lebaran sudah menjadi kultur atau budaya di Indonesia. Fenomena mudik telah menyita banyak perhatian dari seluruh kalangan; baik pemerintah, ekonom, sosiolog, maupun aparat kepolisian.
2.      Resiko terbesar dalam arus mudik lebaran adalah kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan cedera bahkan meninggal dunia, dikarenakan selain kondisi jalan yang tidak baik (rusak) maupun cuaca yang tidak mendukung (hujan).
3.      Untuk mengurangi kemacetan & menghindari terjadinya kecelakaan sebaiknya pemerintah terutama aparat pemerintah terus meningkatan pengawasan terhadap komunitas pemudik terutama pengguna sepeda motor & mobil.
4.      Komunitas pemudik terutama pengguna kendaraan bermotor pribadi perlu mempersiapkan kondisi fisik yang prima, periksa kesehatan sebelum mengemudi, dan menyiapkan obat-obatan P3K. Maupun terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk mudik terutama pengguna sepeda motor yang melakukan perjalanan jauh. Serta jika sakit di perjalanan manfaatkan pos kesehatan.
5.      Untuk mengurangi fenomena mudik & balik (pemudik urban) & menyebakan terjadinya ketimpangan antara kota – desa sebaiknya pemerintah (pemerintah pusat & daerah) memeratakan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia, & menarik masyarakat bersama – sama untuk ikut berperan membangun daerah, agar masyarakat bisa mencari penghidupan secara memadai, di daerahnya sendiri.